Tim Yustisi Sidak Duktang , Minggu (19/10/2014) malam |
Humas Karangasem - Operasi Yustisi Kependudukan menyasar rumah
kos dan kontrakan yang tersebar di berbagai wilayah Karangasem, Minggu
(19/10/2014) malam. Sidak (Inspeksi mendadak) penduduk pendatang yang dipimpin langsung Kasat Pol PP Iwan
Suparta awalnya mengeledah kos - kosan di belakang SMA PGRI, tepatnya di jalan Sudirman. Dalam pengeledahan ini, Tim
Yustisi mengamankan tiga orang yang tak memiliki Identitas. Setelah itu, sidak pun dilanjutkan ke kosan daerah
lainnya. Masing - masing di Karang Sokong, Jalan Raya Sudirman.
Mereka digiring menuju kantor Satpol PP sebab
tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) alias Identitas. Masing - masing, S
(16) asal Praya, Lombok Tengah NTB, serta IDA.S (15), asal Gang Kenanga,
Pesagi, Karangasem, dan NPJA (21) asal Padang Sambian, Denpasar. Sidak Duktang
yang dilakukan oleh Tim Yustisi dimulai pukul 20.00 wita sampai 22.00 wita.
S (16) mengaku, dirinya ditangkap Satpol PP
dikarenakan belum memiliki KTP. Alasan mengapa dirinya belum memiliki KTP, diakui dirinya belum cukup umur. Beda halnya dengan IDA.S (15). Selain tak memiliki KTP. Dewa Ayu
juga mengaku, dirinya sudah 4 bulan tidak pulang ke rumah. "Sudah 4 bulan nggak pulang
kerumah. Ada masalah pribadi. Tapi saya tetap komunikasi sama keluarga.
Keluarga pun tahu kalau saya nginap dikos teman," katanya.
Selain dua remaja tersebut, Tim Yustisi juga mengamankan seorang Janda,
NPJA (21). Ia digiring ke kantor satpol PP karena
tak punya KTP. Julia mengaku hingga saat ini dirinya belum
memiliki KTP. “Belum sempat buat Pak”, ungkapnya. Sesaat setelah
diamankan, Ibu NPJA datang menjeput di Kantor Sat Pol PP. Menurut pengakuan ibu NPJA, Sekar – bukan nama sebenarnya (51) mengatakan, anaknya sudah
kawin, dan kini memiliki dua orang anak. "Sekarang sudah cerai karena
tak cocok. Dia jarang pulang kerumah. Biasanya saya yang ajak dua
anaknya,"ujarnya.
Kasat Pol PP, Iwan Suparta mengatakan, tujuan dari operasi Tim Yustisi
malam itu, semata - mata karena pendataan penduduk pendatang. Selain itu, pihaknya juga mengaku untuk mengantisipasi
oksodus dolly yang mulai memencar, dan mengantisipasi adanya penyebaran virus
HIV dan AIDS. "Saya lakukan ini, karena ada informasi
dari masyarakat. Katanya ada penyebaran HIV dan AIDS. Selain itu, juga
mengantisipasi agar eksodus dolly tak sampai ke Karangasem. Kita harus tetap
antisipasi," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar