widgets

web widgets

Senin, 09 Februari 2015

Bupati Geredeg Buka Lomba Sambut HUT WHDI Ke 27

Humas Karangasem - Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, SH  secara resmi membuka serangkaian lomba yang diadakan WHDI Kab. Karangasem, lomba dalam rangka menyambut dan memeriahkan peringatan HUT  WHDI  ke-27 Tahun 2015, dengan tema Membangun Budaya Bangsa Sesuai Kearifan Lokal adalah lomba Mewargesari yang terdiri Kawitan Warge Sari dan Brame Angisepsari, lomba Medharme Wecana dengan tema Istri Luih Satyeng Laki serta lomba membuat Banten Pejati. Pembukaan lomba ditandai dengan pemukulan gong oleh Bupati I Wayan Geredeg. 

Acara dihadiri Ketua DPRD I Nengah Sumardi, SE, Wakil Bupati I Made Sukerana, SH, Sekda Ir. I Gede Adnya Mulyadi, M.Si, Asisten Tata Praja (I) Wage Saputra, SH, M.Si, Asisten Ekonomi Pembangunan (II) Ida Bgs Made Oka, Penasehat WHDI Kab. Karangasem Ny. Sujani Geredeg, Para Kepala SKPD dijajaran Pemkab. Karangasem, Ketua Parisada Hindu Dharma Kab. Karangasem, Ketua MMDP Karangasem, Para Camat Se-Kab Karangasem, Penasehat serta Ketua WHDI Kecamatan se-Kab. Karangasem, bertempat di Gedung UKM senter Amlapura,  Minggu (8/2/2015).

Ketua WHDI Kab. Karangasem, Ny. Sumawati Sukerana, SE dalam laporannya mengatakan, pada HUT WHDI ke-27 ini, pihaknya  melakukan beberapa kegiatan lomba dalam rangka memeriahkan peringatan HUT WHDI yang ke-27 tahun 2015, yang jatuh pada tanggal 12 Pebruari 2015,”Namun untuk peringatan HUT WHDI di Kab. Karangasem akan kami laksanakan pada tanggal 26 pebruari 2015, sementara pada tanggal 12 Februari mendatang menghadiri puncak kegiatan HUT WHDI ke-27 se-Bali di Kabupaten Jembrana,”jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan Ny. Sumawati Sukerana, sebagai satu-satunya organisasi perempuan yang bernapaskan  Hindu sehingga pada kesempatan ini WHDI Kab. Karangasem mengadakan Kegiatan dengan berbagai lomba seperti lomba Mewargesari yang terdiri dari Kawitan Wargesari dan Brame Angisepsari, lomba Medarme Wecana dengan tema Istri Luih Satyeng Laki dan lomba membuat Banten Pejati,  lomba bertujuan untuk memotivasi agar semua pengurus WHDI pada khususnya dan masyarakat Hindu pada umumnya memiliki ketrampilan dan kemampuan dalam mewargesari, medarme wecane, dan membuat banten pejatian, sehingga pada saat ada upacara Agama maupun upacara Adat  bisa ngaturang ngayah.

“Pada kegiatan HUT WHDI kali ini kami melibatkan tiga kelompok usia untuk mengajak masyarakat bersama-sama membangun dan perduli kepada kota Karangasem sesuai dengan srada bhakti mereka masing-masing,” ungkap Ny. Sumawati Sukerana, SE di sela-sela acara.

Peserta yang mengikuti lomba yang dilaksanakan satu hari ini, menurut Ny. Sumawati Sukerana meliputi membuat banten pejati setiap setiap desa se-Kab. Karangasem diikuti dua orang, mekidung masing-masing Kecamatan sebelas orang satu kelompok dan dharme wecane satu orang tiap kecamatan dan jurinya dari lingkup Kabupaten. Harapan kami semoga dengan diadakan lomba ini WHDI semakin dikenal dan bisa memaknai syair-syair yang ada dalam lagu, dan membentuk keluarga yang sukenah wabantu.

Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, SH dalam sambutannya menyampaikan sangat mengapresiasi dan menyambut gembira dengan diselenggarakannya berbagai lomba dalam menyambut HUT WHDI ke-27 tahun 2015 yang difasilitasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. Karangasem dan diselenggarakan WHDI Kab. Karangasem. Dalam hal ini Pemerintah Daerah sangat mendukung sepenuhnya seluruh  kegiatan ini karena sipatnya positif,” Saya yakin organisasi tersebut telah memiliki Visi dan Misi yang sejalan dengan Pemkab. Karangasem, untuk mengupayakan masyarakat lebih sehat, sejahtera dan bahagia.”ujar Bupati.

“Mekidung, Dharma Wecane, dan membuat Banten Pejatian merupakan kearifan lokal, sesuai dengan tema kali ini Membangun Budaya Bangsa Sesuai Kearifan Lokal, dari itu kegiatan lomba ini perlu kita tradisikan dan kembangkan kembali mengingat kegiatan ini sudah mulai jarang diminati oleh ibi-ibu khususnya remaja putri,” imbuhnya.


Lebih lanjut Bupati Geredeg berharap mekidung, dharme wecane dan membuat banten pejatian merupakan kearifan lokal serta merupakan daya tarik wisata yang harus dijaga, dipelihara dan dilaksanakan. "Masyarakat khususnya ibu-ibu serta remaja putri, kearifan lokal harus dijaga dan dilaksanakan, jangan hanya sekedar simbul saja,”ungkap Bupati.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar