Humas Karangasem - Bupati Karangasem I Wayan Geredeg,
SH secara resmi membuka serangkaian lomba
yang diadakan WHDI Kab. Karangasem, lomba dalam rangka menyambut dan
memeriahkan peringatan HUT WHDI ke-27 Tahun 2015, dengan tema Membangun
Budaya Bangsa Sesuai Kearifan Lokal adalah lomba Mewargesari yang terdiri
Kawitan Warge Sari dan Brame Angisepsari, lomba Medharme Wecana dengan tema
Istri Luih Satyeng Laki serta lomba membuat Banten Pejati. Pembukaan lomba
ditandai dengan pemukulan gong oleh Bupati I Wayan Geredeg.
Acara dihadiri
Ketua DPRD I Nengah Sumardi, SE, Wakil Bupati I Made Sukerana, SH, Sekda Ir. I
Gede Adnya Mulyadi, M.Si, Asisten Tata Praja (I) Wage Saputra, SH, M.Si,
Asisten Ekonomi Pembangunan (II) Ida Bgs Made Oka, Penasehat WHDI Kab.
Karangasem Ny. Sujani Geredeg, Para Kepala SKPD dijajaran Pemkab. Karangasem,
Ketua Parisada Hindu Dharma Kab. Karangasem, Ketua MMDP Karangasem, Para Camat
Se-Kab Karangasem, Penasehat serta Ketua WHDI Kecamatan se-Kab. Karangasem,
bertempat di Gedung UKM senter Amlapura, Minggu (8/2/2015).
Ketua WHDI Kab. Karangasem, Ny. Sumawati Sukerana, SE
dalam laporannya mengatakan, pada HUT WHDI ke-27 ini, pihaknya melakukan beberapa kegiatan lomba dalam
rangka memeriahkan peringatan HUT WHDI yang ke-27 tahun 2015, yang jatuh pada
tanggal 12 Pebruari 2015,”Namun untuk peringatan HUT WHDI di Kab. Karangasem
akan kami laksanakan pada tanggal 26 pebruari 2015, sementara pada tanggal 12
Februari mendatang menghadiri puncak kegiatan HUT WHDI ke-27 se-Bali di Kabupaten
Jembrana,”jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan Ny. Sumawati Sukerana, sebagai
satu-satunya organisasi perempuan yang bernapaskan Hindu sehingga pada
kesempatan ini WHDI Kab. Karangasem mengadakan Kegiatan dengan berbagai lomba
seperti lomba Mewargesari yang terdiri dari Kawitan Wargesari dan Brame
Angisepsari, lomba Medarme Wecana dengan tema Istri Luih Satyeng Laki dan lomba
membuat Banten Pejati, lomba bertujuan
untuk memotivasi agar semua pengurus WHDI pada khususnya dan masyarakat Hindu
pada umumnya memiliki ketrampilan dan kemampuan dalam mewargesari, medarme wecane,
dan membuat banten pejatian, sehingga pada saat ada upacara Agama maupun
upacara Adat bisa ngaturang ngayah.
“Pada kegiatan HUT WHDI kali ini kami melibatkan tiga
kelompok usia untuk mengajak masyarakat bersama-sama membangun dan perduli
kepada kota Karangasem sesuai dengan srada bhakti mereka masing-masing,” ungkap
Ny. Sumawati Sukerana, SE di sela-sela acara.
Peserta yang mengikuti lomba yang dilaksanakan satu
hari ini, menurut Ny. Sumawati Sukerana meliputi membuat banten pejati setiap
setiap desa se-Kab. Karangasem diikuti dua orang, mekidung masing-masing
Kecamatan sebelas orang satu kelompok dan dharme wecane satu orang tiap
kecamatan dan jurinya dari lingkup Kabupaten. Harapan kami semoga dengan
diadakan lomba ini WHDI semakin dikenal dan bisa memaknai syair-syair yang ada
dalam lagu, dan membentuk keluarga yang sukenah wabantu.
Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, SH dalam
sambutannya menyampaikan sangat mengapresiasi dan menyambut gembira dengan
diselenggarakannya berbagai lomba dalam menyambut HUT WHDI ke-27 tahun 2015
yang difasilitasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kab.
Karangasem dan diselenggarakan WHDI Kab. Karangasem. Dalam hal ini Pemerintah
Daerah sangat mendukung sepenuhnya seluruh kegiatan ini karena sipatnya positif,” Saya
yakin organisasi tersebut telah memiliki Visi dan Misi yang sejalan dengan
Pemkab. Karangasem, untuk mengupayakan masyarakat lebih sehat, sejahtera dan bahagia.”ujar
Bupati.
“Mekidung, Dharma Wecane, dan membuat Banten Pejatian
merupakan kearifan lokal, sesuai dengan tema kali ini Membangun Budaya Bangsa
Sesuai Kearifan Lokal, dari itu kegiatan lomba ini perlu kita tradisikan dan
kembangkan kembali mengingat kegiatan ini sudah mulai jarang diminati oleh
ibi-ibu khususnya remaja putri,” imbuhnya.
Lebih lanjut Bupati Geredeg berharap mekidung, dharme
wecane dan membuat banten pejatian merupakan kearifan lokal serta merupakan
daya tarik wisata yang harus dijaga, dipelihara dan dilaksanakan. "Masyarakat
khususnya ibu-ibu serta remaja putri, kearifan lokal harus dijaga dan
dilaksanakan, jangan hanya sekedar simbul saja,”ungkap Bupati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar