Wakil Bupati Karangasem Made Sukerana, SH |
Perang melawan peredaran narkoba kini
tidak lagi dihadapi masyarakat di kota tetapi sudah merambah desa-desa bahkan
desa pelosok pun tak luput dari serangan barang haram, yang dapat menghancurkan
generasi muda. Kabupaten Karangasem juga
tidak dapat terhindar dari
peredaran narkoba, kini sedang
gencar memerangi peredaran narkoba hingga ke desa-desa.
Bahkan Ketua BNK Karangasem Wakil
Bupati I Made Sukerana, SH rela menggelontor bonus bagi siapa saja yang bisa
menangkap pemakai maupun pengedar apalagi bandar narkoba. Tidak kurang bonus
sebesar 5 juta rupiah disiapkan jika bisa
menangkap pengguna, dan 10 juta rupiah bagi yang bisa menangkap pengedar narkoba. Wabup I Made Sukerana, SH mengaku sudah dua
kali mengucurkan bonus untuk jajaran kepolisian yang berhasil menangkap pelaku
narkoba.
Dikatakan, tidak dipungkiri bahwa dewasa ini Karangasem
sedang bertumbuh ekonominya, sejalan
upaya keras pemeritah Kabupaten untuk lepas dari kemiskinan. Dimanapun ada
ekonomi meningkat maka disana tumbuh subur peredaran narkoba. Di Kubu misalnya
selain potensi emas hitam yang menggeliatkan ekonomi masyarakat, juga
berkembang mete, batu tabas dan ekonomi pasar. Income perkapita masyarakatpun
menanjak ditandai munculnya kemampuan untuk membangun rumah, membeli kedaraan
roda 4 serta kemajuan dibidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan lainnya.
Sesuai hasil deteksi di lapangan
motif-motif pengedaran narkoba di pedesaan Kubu sudah melibatkan pengguna, pengedar dan sudah berkelas. Mereka tidak
sekedar pecandu tetapi sudah mempunyai modus penempatan barang haram di pohon,
di kandang sapi, plangkiran, pohon
pisang dsb. Bahkan saat membawa barang kini sudah dipegang langsung ditangan, jika bertemu polisi barang langsung dibuang
sehingga sulit dibuktikan karena tidak kedapatan kasat mata membawa barang.
Mereka bahkan berani membayar informan jauh lebih tinggi dibanding aparat
sehingga cenderung memilih melindungi pelaku. Mereka yang rentan menjadi
pecandu narkoba justru usia produktif
usia 17 – 25 seperti remaja putus sekolah, pengangguran, maupun anak
bermasalah lainnya. Tradisi minum miras
dikalangan pemuda bahkan sudah dicampur dengan narkoba, sesuatu yang sangat
membahayakan.
Wabup Sukerana merasa pesimis jika
upaya memerangi narkoba yangsangat berbahaya itu, tidak didukung seluruh lapisan masyarakat
tanpa kecuali. Aparatur baik kepolisian maupun sipil dengan segala
keterbatasannya tidak mudah menjangkau pelaku,
yang kini sudah pintar mengelabui petugas dan berada jauh di pelosok.
Disamping minimnya sarana maupun dana, upaya penegakan hukumnyapun kini nampak
bagai disusupi sejak rancangan undang-undang dibuat sehingga banyak pelaku
hanya dianggap pemakai lalu direhabilitasi saja. Ia mencontohkan penanganan
narkoba belum seperti penanganan teroris
maupun korupsi, padahal ancama bahayanya
sama namun dari sisi penganggarannya
masih jauh panggang dari api.
Sebagai langkah preventif, BNK
Karangasem setiap minggu sudah melakukan penyuluhan turun ke sekolah, Camat maupu
desa untuk memotivasi masyarakat mengenali, mau peduli dan menyadari ancaman
berbahaya dari narkoba. Ia mengharapkan
agar seluruh elemen penegak hukum bisa duduk bersama untuk senantiasa
berkomitment kuat dalam memerangi kejahatan narkoba yang tiada bedanya denga
teroris dan korupsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar