Kunjungan Tim Penilai FAO |
Humas Karangasem - Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, SH menyambut kedatangan Tim Penilai dari
Organisasi Pangan dan
Pertanian PBB (Food and Agriculture Organization/FAO) di Gedung Pertemuan Desa Adat Bugbug, Jumat (21/11/2014). Kedatangan Tim
Penilai dipimpin langsung Deputi Urusan Pemberdayaan Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan RI, FAO Representative Indonesia dan FAO Roma, Dr. Ir Pamuji Lestari, MSC. Sambutan tersebut menjadi rangkaian penilaian
terhadap Desa Bugbug yang masuk sebagai model Pengelolaan Sumber Daya Alam
Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Globally Important Agriculture Heritage
System/GIAHS).
Dalam kunjungan ini, Desa Bugbug
menampilkan berbagai hasil pertanian dan makanan olahan yang dibuat dari hasil
pertanian tersebut. Selain itu, diperlihatkan juga ritual upacara masyarakat
yang ditujukan untuk mengatasi hama dilahan persawahan.
FAO Representative Indonesia, Dr. Herianto
Ageng mengungkapkan, Desa Bugbug mempunyai potensial untuk diajukan sebagai
salah satu warisan sistem pertanian di Indonesia. Namun, tidak menutup
kemungkinan keberadaan Desa Bugbug ini akan diajukan sebagai warisan sistem
pertanian dan pangan dunia. “Kita mencoba untuk mengajukan sistem pertanian
Desa Bugbug ini untuk diakui di tingkat dunia. Setelah itu akan ada upaya untuk
memperbaiki setelah diakui sehingga hasil pertaniannya bisa lebih
dimanfaatkan,”katanya
Kepala Landscape Management Laboratory
Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Hadi Susilo Arifin menjelaskan, Desa
Bugbug terpilih sebagai perwakilan Bali untuk bertarung dengan lima provinsi
lainnya dalam memperebutkan pengakuan dari FAO. Menurutnya, Desa Bugbug ini
sangat cocok menjadi model sebagai warisan sistem pertanian dan pangan dunia
karena memiliki konsep Nyegara Gunung.
Desa yang memiliki luas 815 hektar
tersebut, terdiri dari wilayah perbukitan dan pesisir. 40 persen dari luas desa
tersebut terdiri dari lahan pertanian yang terbagi menjadi lima subak. “Desa
Bugbug ini lebih khas dari desa lain karena memiliki perbukitan dan tepi laut.
Dengan demikian hasil tanaman, ternak dan ikan lengkap. Di Desa Bugbug
ini lengkap dari hulu sampai ke hilir,”tuturnya yang menambahkan Desa Bugbug
memiliki keindahan yang bisa menjadi objek wisata.
Sementara itu
dalam kesempatan tersebut, Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, SH mengungkapkan,
Kabupaten Karangasem merupakan salah satu dari 48 Kabupaten Kota yang masuk
dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) dan pada tahun 2012 terpilih dan
ditetapkan dalam 10 kabupaten/kota kelompok A (prioritas) dalam program
Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP).
Dikatakan,
Karangasem dengan luas wilayah 839,54 Km2 terluas ketiga di Provinsi Bali
dengan jumlah penduduk jiwa 457.204 jiwa kaya akan keragaman potensi asset
pusaka baik Pusaka budaya (cultur heritage), Pusaka alam (Natural Heritage)dan
Pusaka Saujana. Salah satu dari aset pusaka adalah Desa Tradisonal Bugbug.
Desa Adat Bugbug
merupakan salah satu Desa Tradisional di Kabupaten Karangasem dengan keragaman
bentang alam serta keindahannya dari perbukitan, dataran dan hamparan pantai.
Selain itu juga memiliki keanekaragaman hayati dengan system pengelolaan
pertanian tradisional berdasarkan kearifan lokal yang diadaptasikan dengan pengetahuan
dan teknologi didukung oleh lembaga pertanian tadisional seperti subak dan
kelompok nelayan dalam mengelola pertanian secara terintegrasi sehingga
diharapkan dapat menciptakan keberlanjutan system pertanian yang tangguh dan
berbudaya.
Karena itu, Bupati
Geredeg berharap agar nantinya sebagaimana proposal yang telah diajukan oleh
Pemerintah Indonesia , Desa Bugbug dapat tercatat dan diakui oleh dunia sebagai
model GIASH FAO. Pengakuan ini bukan sekedar prestise atau prestasi semata
namun lebih kepada Desa Bugbug nantinya dapat menjadi Desa Tradisional Agraris
yang mampu mewujudkan GIASH sebagai model pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat bisa mengangkat nilai lokal menjadi nilai Universal
yang mendunia. “Yang terpenting dengan model pengelolaan tersebut dapat dapat
berkelanjutan dan mampu mensejahterakan masyarakatnya”, ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar