widgets

web widgets

Minggu, 30 November 2014

PGSDT KECAMATAN ABANG GELAR SARASEHAN DALAMI KONSEP NGAYAH


Sarasehan PGSDT Kec.Abang

Humas Karangasem – Guna meningkatkan kesadaran Dharmaning Mekawitan untuk meningkatkan persatuan bangsa dalam bentuk konsep ngayah, Para Gotra Sentana Dalam Tarukan (PGSDT) Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, menggelar sarasehan mendalami konsep ngayah, bertempat di SDN 3 Tiyingtali di Banjar Dinas Tuminggal, Desa Tiyingtali, Minggu (30/11/2014). Sarasehan PGSDT Kecamatan Abang yang diikuti 150 peserta dibuka oleh Ketua PGSDT Kabupaten Karangasem, I Wayan Dana , dengan narasumber Ketua Organisasi Pusat PGSD ,Komang Gede Suparta,BSc.An. dan Litbang PGSDT Pusat Prof. Dr.Drs. I Gede Parimartha,MA. 
Pembukaan Sarasehan PGSDT
Ketua panitia pelaksana sarasehan PGSD Kecamatan Abang I Made Suardana melaporkan, keberadaan Forum Pemuda PGSDT Kecamatan Abang terbentuk pada tanggal 23 Agustus 2014, diikuti oleh 25 dadia yang ada di wilayah kecamatan Abang. Terselenggaranya sarasehan ini didanai dari iuran dadia PGSDT seluruh kecamatan Abang senilai Rp. 200 ribu per kelompok. 

Ketua PGSDT Kabupaten Karangasem I Wayan Dana mengungkapkan, digelarnya sarasehan ini berdasarkan tolak ukur dalam melaksanakan kewajiban beragama, bernegara dan bermasyarakat serta agar mampu mengamalkan, meningkatkan kembali sradha dan bakti terhadap Ida Shang Hyang Widhi Wasa (Tuhan) dan Ida Betara Kawitan (para Leluhur)

Diharapkannya, melalui sarasehan PGSDT  di Kecamatan Abang, panitai Forum Pemuda PGSDT Kabupaten Karangasem dan panitia PGSDT Kabupaten Karangasem dapat memberikan tuntunan dan petunjuk sebagai bahan pembelajaran agar PGSDT mampu eksis dan kokoh bertahan ditengah derasnya arus globalisasi.

Sementara itu, Ketua Organisasi Pusat Komang Gede Suparta,BSc.An memaparkan, Agama Hindu telah memberi tuntunan konsep ngayah dalam bentuk Bhakti Marga, Karma Marga, Jnana Marga,dan Dana Marga. Semua bentuk tersebut merupakan satu kesatuan gerak yang tak terpisahkan dalam penerapan rasa subhakti kehadapan Ida Shang Hyang Widhi Wasa dan Ida Bhatara Leluhur. Dorongan ngayah yang paling hakiki adalah keinginan untuk mendapatkan pengakuan dari Hyang Maha Kuasa dan Leluhur atas setiap ayahan yang dilakukan.

“Jangan mencari pengakuan secara sekala dari teman dan sesama karena pengakuannya bersifat subyektif atas rasa senang dan tidak senang. Ngayah harus dilaksanakan dengan tulus hati agar ayahan memiliki kwalitas satwika. Jiwa bersyukur yang tinggi atas anugrah Hyang Kuasa memberi motivasi tinggi untuk ngayah secara tulus,” tegasnya.

Dikatakan, salah satu makna konsep ngayah adalah tanggungjawab pribadi antara manusia dengan Hyang Maha Kuasa dan Ida Betara Leluhur. Oleh karena itu, yang memotivasi untuk ngayah muncul dari dalam diri sendiri sehingga tidak mungkin orang lain mampu untuk menggalkan niat akan ngayah. Ngayah dan melayani merupakan dua sisi yang berjalan seirama secara bersamaan yang keduanya memerlukan komitmen dan ketulusan yang tinggi. Dengan demikian maka akan terbentuk jiwa Pemuda Dalem Tarukan sebagai insan yang cinta dan senang melayani komitmen untuk ngayah dengan tulus dengan konsep Sapta Semaya Suputra (tujuh janji/kesetiaan).

Litbang PGSDT Pusat Prof. Dr.Drs. I Gede Parimartha,MA. menambahkan, PGSDT Kecamatan Abang perlu mengetahui babad sebagai sumber nilai kearifan Ida Bhatara Tarukan guna membangun kesadaran Dharmaning Makawitan dan persatuan bangsa. Riwayat kehidupan Ida Dalem Tarukan memang sangat pahit, namun mengesankan sebagai satu renungan terhadap peristiwa kemanusiaan di zamannya. Diharapkan, para santana Ida Dalem Tarukan dapat memahami hakekat dari kehidupan menyedihkan tersebut sebagai satu pelajaran, menjauhkan diri dari rasa arogansi soroh (kelompok), dan berusaha saling mendekat, mendorong dan saling pengertian dan persaudaraan antar sesama warga sesuai semboyan pada lyang astiti dharma. (anie/angga)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar