widgets

web widgets

Sabtu, 27 September 2014

KARYA SENI KREATIF PANG PING LIMBAH BAMBU DISULAP JADI MINIATUR PELINGGIH ARTISTIK



 Bakat dan talenta seseorang ternyata tidak dapat bisa dipungkiri, jika memang sudah melekat akan muncul dalam ekspresi atara lain dalam bentuk visualisasi karya. Demikian halnya dengan sosok I Ketut Sandiarta alias  PangPing, karyawan perusahaan ayam petelur yag saban hari bergelut dengan pembuatan kandang ayam, memberi pakan ayam dan pemeliharaan kesehatan ayam, memiliki talenta seni, trampil membuat miniatur pelinggih berbagai jenis seperti Padmasana, Padmasari, Gedong Kemulan, Gedong Pengelingisir Rong II, Bale Piasan, Meru dan Wadah atau Bade dsb. Adapun bahan yang dimanfaatkan adalah limbah potongan pangkal bambu yang tidak bisa digunakan untuk membuat kandang ayam karena sangat tebal (basang - tiing)). Dengan ketekunan dan hoby yang dimiliki, Sandiarta, mengerjakan karya kreratifnya dengan santai selepas dari selesai bekerja sore hari mejelang petang.


Menurut penuturan Ketut Sandiarta (23) saat ditemui di rumahnya Pesedahan, Manggis Karangasem 29-9-2014,   pekerjaan membuat miniatur pelinggih hanya melampiaskan hoby dan kesenangan saja, tetapi setelah rampung bentuknya ternyata menarik banyak orang yang melihatnya karena bentuknya yang rapi dan mengandung nilai seni sesuai bentuk pelinggih sebenarnya. Padahal dalam membuat bentuk,  tidak menggunakan ukuran pasti, hanya berupa reka-reka menyesuaikan dengan tempat dan besar kecilnya bentuk pelinggih. Setelah dibuat ternyata terasa  menyenangkan dan jika ada yang ingin memiliki miniatur pelinggih yang berbahan baku pangkal bambu itu bisa dibuatkan dengan harga yang tidak terlalu mahal.

 Sandiarta mengaku untuk membuat relief-rilief ornament bambu pertama kali bahan bambu yang diperoleh dari limbah pembuatan kandang ayam dikumpulkan dan dibelah dipisahkan kulitnya. Bagian dalam bambu (basing tiing) lalu di pilah-pilah sesuai kebutuhan ketebalanya untuk selanjutnya dibuat bentuk sesuai tempat yang hendak ditempel. Baru setelah itu bahan yang sudah dibuat ditempelkan dengan lem alteko atau lem korea supaya kuat tahan lepas  jika bersentuhan atau jatuh. Setelah bentuknya selesai dibuat,  dilakukan pengamplasan sedikit sebelum diberi mowilek untuk memberi pelindung atau bisa hanya diberi pernis saja agar masih tampak asli alami tergantung selera pemesan. Jika ada yang tertarik siap melayani order dengan waktu penyelesaian lebih cepat dari biasanya tergantung kesepakatan dengan pemesan. Kreatifitas yang baru ditekuni setahun belakangan menjadikannya hoby karena merasa senang dan menikmati.

Selama ini belum ada karya kreatif sejenis yang bahan bakunya dari pangkal bambu belum ada di Bali, artinya masih  sangat asli  hasil karya ramah lingkungan, artistik, indah dan menarik.  Saat ini hasil karya berbentuk 5 jenis pelinggih dan tempat perhiasan sedang dipajang di Pameran Potensi dan Hasil Pembangunan daerah stand Setda Kab Karangasem yag berlangsung dari tanggal 6 – 25 Agustus 2014.

 Saat pembukaan pameran 6 Agustus lalu Wagub Sudikerta sempat mengapresiasi karya tersebut sebagai karya kreatif yang mengandung nilai seni dengan bahan baku murah dan limbah yang ramah lingkungan. Wagub mengharap agar terus berkarya dan diprmsikan agar diketahui masyarakat sehingga mendapat pasar yang layak untuk dapat memberikan nilai tambah finansial bagi perajin. Senada dengan Wagub Sudikerta Bupati Karangasem juga mengagumi karya tersebut sebagai kreatif tinggi sehingga nampak limbah tak berguna disulap menjadi barang bernilai seni tinggi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar