Bakat dan talenta seseorang ternyata
tidak dapat bisa dipungkiri, jika memang sudah melekat akan muncul dalam ekspresi
atara lain dalam bentuk visualisasi karya. Demikian halnya dengan sosok I Ketut
Sandiarta alias PangPing, karyawan
perusahaan ayam petelur yag saban hari bergelut dengan pembuatan kandang ayam,
memberi pakan ayam dan pemeliharaan kesehatan ayam, memiliki talenta seni,
trampil membuat miniatur pelinggih berbagai jenis seperti Padmasana, Padmasari,
Gedong Kemulan, Gedong Pengelingisir Rong II, Bale Piasan, Meru dan Wadah atau
Bade dsb. Adapun bahan yang dimanfaatkan adalah limbah potongan pangkal bambu yang
tidak bisa digunakan untuk membuat kandang ayam karena sangat tebal (basang -
tiing)). Dengan ketekunan dan hoby yang dimiliki, Sandiarta, mengerjakan karya
kreratifnya dengan santai selepas dari selesai bekerja sore hari mejelang
petang.
Menurut penuturan Ketut Sandiarta
(23) saat ditemui di rumahnya Pesedahan, Manggis Karangasem 29-9-2014, pekerjaan membuat miniatur pelinggih hanya
melampiaskan hoby dan kesenangan saja, tetapi setelah rampung bentuknya
ternyata menarik banyak orang yang melihatnya karena bentuknya yang rapi dan
mengandung nilai seni sesuai bentuk pelinggih sebenarnya. Padahal dalam membuat
bentuk, tidak menggunakan ukuran pasti,
hanya berupa reka-reka menyesuaikan dengan tempat dan besar kecilnya bentuk
pelinggih. Setelah dibuat ternyata terasa
menyenangkan dan jika ada yang ingin memiliki miniatur pelinggih yang
berbahan baku pangkal bambu itu bisa dibuatkan dengan harga yang tidak terlalu
mahal.
Sandiarta mengaku untuk membuat
relief-rilief ornament bambu pertama kali bahan bambu yang diperoleh dari
limbah pembuatan kandang ayam dikumpulkan dan dibelah dipisahkan kulitnya.
Bagian dalam bambu (basing tiing) lalu di pilah-pilah sesuai kebutuhan
ketebalanya untuk selanjutnya dibuat bentuk sesuai tempat yang hendak ditempel.
Baru setelah itu bahan yang sudah dibuat ditempelkan dengan lem alteko atau lem
korea supaya kuat tahan lepas jika
bersentuhan atau jatuh. Setelah bentuknya selesai dibuat, dilakukan pengamplasan sedikit sebelum diberi
mowilek untuk memberi pelindung atau bisa hanya diberi pernis saja agar masih
tampak asli alami tergantung selera pemesan. Jika ada yang tertarik siap
melayani order dengan waktu penyelesaian lebih cepat dari biasanya tergantung
kesepakatan dengan pemesan. Kreatifitas yang baru ditekuni setahun belakangan
menjadikannya hoby karena merasa senang dan menikmati.
Selama ini belum ada karya kreatif
sejenis yang bahan bakunya dari pangkal bambu belum ada di Bali, artinya
masih sangat asli hasil karya ramah lingkungan, artistik, indah
dan menarik. Saat ini hasil karya
berbentuk 5 jenis pelinggih dan tempat perhiasan sedang dipajang di Pameran
Potensi dan Hasil Pembangunan daerah stand Setda Kab Karangasem yag berlangsung
dari tanggal 6 – 25 Agustus 2014.
Saat pembukaan pameran 6 Agustus lalu
Wagub Sudikerta sempat mengapresiasi karya tersebut sebagai karya kreatif yang
mengandung nilai seni dengan bahan baku murah dan limbah yang ramah lingkungan.
Wagub mengharap agar terus berkarya dan diprmsikan agar diketahui masyarakat
sehingga mendapat pasar yang layak untuk dapat memberikan nilai tambah
finansial bagi perajin. Senada dengan Wagub Sudikerta Bupati Karangasem juga
mengagumi karya tersebut sebagai kreatif tinggi sehingga nampak limbah tak
berguna disulap menjadi barang bernilai seni tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar