widgets

web widgets

Rabu, 12 November 2014

MUSIM KEMARAU 5 SULINGGIH MUPUT MENDAK TOYA DAN MAPILAYU BUMI "Berlangsung di Dua Pura Desa Sibetan"

Bupati hadiri Upacara Mendak Toya dan Mapilayu Bumi di Sibetan
Humas Karangasem – Guna memohon kerahayuan dan neduh jagat dari adanya musim kemarau di Kabupaten Karangasem, digelar upacara Mendak Toya dan Mapilayu Bumi di dua Pura di Desa Adat Sibetan, Kecamatan Bebandem, Rabu (12/11/2014). Prosesi Upacara Mendak Toya berlangsung di Pura Telaga Tista dan Mapilayu Bumi di Pura Dalem Sibetan.
 
Upacara tersebut dihadiri Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, SH, dipuput lima sulinggih masing – masing 3 Sulinggih Siwa Ida Pedanda Gede Made Kemenuh, Ida Pedanda Gede Buruan Peling, Ida Pedanda Gede Putra Buruan serta 2 Sulinggih Buda Ida Pedanda Gede Wayan Kerta Yoga, dan Ida Pedanda Gede Wayan Demung.
 
Bupati karangasem I Wayan Geredeg, SH mengatakan adapun makna dari Mendak Toya adalah untuk ngrastiti ngeningang jagat (meminta kesucian bumi) agar Beliau tetap memberikan anugrah  kesejahteraan bagi umat, dalam rangka melestarikan dan memberdayakan keberadan lembaga subak. Disamping itu, melalui pelaksanaan upacara Mendak Toya di tingkat Kabupaten diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan Tri Hita Karana yakni  hubungan antara manusia dengan Tuhan, mausia dengan manusia dan manusia dengan alam. 
 
Sesuai filosofi Tri Hita Karana Subak juga diharapkan bisa mengembangkan kegiatan di bidang parahyangan, bidang pawongan,  bidang palemahan dan  memelihara irigasi, bendungan, tembuku, saluran air, mata air dan penanaman. Tujuan dilaksanakannya upacara  Mendak Toya   adalah untuk memohon anugrah limpahan air  khususnya memohon turunnya hujan di musim kemarau yang melanda Kabupaten Karangasem dalam kaitan dengan meningkatkan keberadaan pengairan subak
 
Sumber air Telaga Tista sejauh ini merupakan sumber suplay air untuk mengairi  beberapa desa antara lain Subak di lingkungan Bungaya, Asak, Timbrah, Bugbug, Tenganan dan keterlibatan masyarakat  dalam satu  Kabupaten. Untuk pelaksanaannya setiap tahun dilakukan secara bergantian di masing-masing Kecamatan asalkan memungkinkan tempatnya mengingat diikuti oleh semua subak se- Kebupaten Karangasem. 
 
Sementara itu Kabag Kesra Setda Kab. Karangasem Drs. I Wayan Astika , M.Si menambahkan, tujuan dilaksanakannya upacara Mapilayu Jagat/Bumi untuk meminta Pemayuh Jagat (peneduh bumi) terkait adanya berbagai bencana alam di bumi, khususnya musim kemarau di Kabupaten Karangasem. Dengan memohonkan Pamilayu agar jagat menjadi teduh, maka umat manusia dapat hidup tentram dan damai. Untuk itu diajak semua umat senantiasa berdoa dan menjaga seisi alam dengan cinta kasih serta memelihara lingkungan hijau lestari agar memberi berkah dalam kehidupan anak cucu. Menurut lontar Usana Bali dan Purana Tatwa sebagai landasan sastra pelaksanaan upakara pamilayu jagat harus dilaksanakan secara rutin sehingga bisa meminimalisir dampak efek disharmonisasi alam.
 
Upacara mendak toya dilengkapi dengan sarana upakara bebanten dua sorohan dengan suci pebangkit,, menggunakan suci pejati, serta runtutan caru ayam manca dihaturkan kepada Dewi Danu yang berstana di Sumber Air Telaga Tista.
 
Hadir saat itu Camat Bebandem, Perbekel Lurah se – Kabupaten Karangasem, serta segenap pimpinan dan staf SKPD di lingkungan Pemkab. Karangasem dan masyarakat setempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar