Karya Puja Wali di Pura Jagatnatha Karangasem, Selasa (8/9/2014) |
Puncak
Karya Puja Wali di Pura Jagatnatha Amlapura berlangsung 9
September 2014 dipuput Ida Pedanda Gede Putra Tianyar
dari Geria Sindhu Amlapura dan Ida, Ida Pedanda Gede Putra Pinatih dari
Geria Kanginan Sibetan dan Ida Pedanda Gede Wayan Demung dari Geria Panji
Budakeling, dihadiri Sekda Kab. Karangasem Ir. I Gede Adnya
Mulyadi, M.Si dan Ketua DPRD Karangasem,
I Nengah Sumardi,SE, diwarnai Wewalen (tari sakral) Rejang Dewa, Baris Gede,
Topeng Sidakarya, dan Wayang.
Prosesi
upacara pujawali diawali dengan pemujaan pendeta ngaturang pecaruan
manca kelud, dilanjutkan dengan persembahyangan bersama Sekda Ir. I Gede Adnya
Mulyadi, M.Si, Ketua DPRD Karangasem, I Nengah Sumardi,SE, para Asisten,
Staf Ahli dan seluruh pimpinan SKPD serta umat sedharma. Usai puncak acara
eedan piodalan dilanjutkan ngaturang upacara penganyar selama lima
hari dari tanggal 10– 15 September 2014 dilanjutkan upacara Mesineb
tanggal 15 September 2014.
Prawartaka Karya Ir. I Gede Adnya Mulyadi,
Msi mengatakan, sehari sebelum puncak karya pujawali, Senin (8/9/2014), telah
dilaksanakan prosesi upacara Melasti ke pantai Jasri. Melasti tersebut
merupakan rangkaian Puja Wali Madya yang dilaksanakan setiap 3 tahun sekali
bertujuan untuk membersihkan semua pratima yang ada di Pura Jagatnatha. Selain
dari Pemda dan Dinas Kab. Karangasem, prosesi Melasti juga diikuti oleh 5 Desa
Adat yaitu Desa Adat Susuan, Desa Adat Karangasem, Desa Adat Penaban, Desa Adat
Ujung Hyang, dan Desa Adat Tampuagan serta Para Siswa Mahasiswa Sekolah serta
Kampus di Karangasem.
Adnya Mulyadi menambahkan, Pura Jagatnatha yang terletak di pusat
Kota Amlapura menstanakan Ida Betara Jagatnatha sebagai manifestasi Ida Sang
Hyang Widhi Wasa sebagai penguasa Jagatraya, untuk melindungi segenap
buana agung, selama ini diempon Pemkab Karangasem dalam melaksanakan petirtaan
didukung Banjar Taman Kelurahan Karangasem yang merupakan lokasi
Pura Jagatnatha dan Desa Adat / Pakraman Karangasem. Upacara Yadnya adalah merupakan salah satu wujud
persembahan tulus iklas melalui rangkaian candi banten, dalam
memuja kebesaran Ida Sang Hyang Widhi Wasa – Tuhan yang Maha Esa. Upacara agama
sebagai bentuk pengamalan srada bakti umat, disadari dapat menjadi moment
penuh anugrah memohon perlindungan kerahayuan jagat.
Dikatakan, berangkat dari makna itulah, Pemerintah Kabupaten Karangasem
senantiasa memberikan perhatian besar kepada kehidupan keagamaan,
sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas aspek pisik dan metapisik dalam
mengemban tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Salah satu fokus
perhatian Pemkab. Karangasem terhadap hal tersebut adalah melaksanakan upacara
agama di Pura Jagatnatha Kabupaten Karangasem. Tujuan Upakara ini tidak lain
untuk memohon kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa – Tuhan Yang Maha Esa Penguasa
Alam Semesta agar Buana Agung (Jagat Sekala) terhindar dari berbagai
macam cobaan malapetaka - bencana (“mangde jagate rahayu”). Upacara piodalan
adalah untuk melakukan pembersihan dan pemasupatian kembali kesucian Pura
Jagatnatha sebagai stana Sang Hyang Jagat Karana ( Ciwa – Sadaciwa –
Paramaciwa). Konsep ajeg Bali tidak mungkin hanya diwacanakan
semata-semata tetapi harus dilaksanakan secara nyata sesuai pedoman dan
petunjuk sastra agama maupun dresta adat Bali. Dalam pembangunan
Kabupaten Karangasem diharapkan, dapat makin ditingkatkan
pelaksanaan dan pemahaman upakara agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar