Wakil Bupati I Made Sukerana membuka Pelatihan
Kepinanditan dan
Sarati Banten di Buana Giri Bebandem, Selasa (2/9)
Pengurus Maha Gotra Pasek Sanak Sapta
Rsi (MGPSSR) Kabupaten Karangasem melaksanakan pelatihan Kepinanditan dan
Sarati Banten di Buana Giri Bebandem, dibuka Wakil Bupati I Made Sukerana, SH
dihadiri narasumber utama Ida Pandita Mpu Acaryananda dari Geria Serongga,
Lebih, Gianyar, 2 September 2014 di Balai Masyarakat Desa setempat.
Ketua MGPSSR Kabupaten Karangasem I
Gede Pawana, pelaksanaan pelatihan
kepanditan dan sarati banten pada dasarnya di setiap desa pakraman sudah dapat
berjalan. Namun karena pengetahuan itu sifatnya berkembang maka diperlukan penyegaran
pemahaman tentang pengetahuan agama, ritual agama serta masalah tatwa susila
maupun etika dalam agama Hindu. Para
Pinandita dan sarati banten yang sudah menunaikan kewajiban ngayah secara ikhlas,
hendaknya bersikap terbuka terhadap pandangan dan prinsip dalam melaksanakan
dharma agama. Dikalangan umat dan pemimpin umat hingga saat ini masih banyak
terjadi kesenjangan kesamaan pandangan terhadap beberapa proses ritual seperti
caru. Oeh karenanya melalui pelatihan ini diharapkan pinandita dapat bertukar
pandangan dan pengalaman untuk aktif bertanya kepada narasumber sehingga
menemukan keyakinan yang pasti terhadap tata cara dimaksud.
Wakil Bupati I Made Sukerana, SH
mengatakan, melalui pelaksanaan diklat kepanditaan dan sarati banten dapat meningkatkan
kekhusukan umat dalam memahami pelaksanaan agama Hindu dalam praktek khususnya
pelaksanaan ritual agama. Diminta agar pemimpin umat makin erat bersatu dan
menghindari terjadinya friksi antar elemen didalam desa adat. Didalam memahami
agama hendaknya tidak berskala sempit, karena agama itu adalah petunjuk jalan
bukan tujuan, oleh karena itu tidak pada tempatnya umat berkonflik hanya untuk menemukan
kebenaran sesungguhnya. Kendati budaya, tradisi adat lekat dengan penerapan
agama di lapangan namun hendaknya menempatkan sastra agama di atas segalanya.
Jika pelaksanaan agama sudah nekeng tuas sesuai petunjuk agama dan
jauh dari kesan mewah adalah merupakan bentuk yadnya yang tulus iklas dan diwajibkan bagi seluruh umat
dalam menjalankan dharma agama.
Ida Pandita Mpu Acaryananda mengatakan, didalam membuat sarana upakara
dalam yadnya tidak ada keharusan yang baku, melainkan tetap berpedoman pada
sendi sastradresta, loka dresta, desa dresta dan kuna dresta. Penggabungan norma
tersebut tetap diliputi weda sebagai sumber segala sumber sastra agama.
|
Salam dari kami Pasraman Widya Guna Santhi Bukit, semoga dengan adanya blog humas Karangasem ini dapat memudahkan komunikasi melalui dunia maya. Salam WGS.
BalasHapusSilahkan mampir ke blog kami http://pasramanwgs.blogspot.com. Suksema.
BalasHapusSalam WGS.