widgets

web widgets

Selasa, 07 Oktober 2014

BUPATI KARANGASEM BUKA ADVOKASI DAN SOSIALISASI PENGENDALIAN TB PPTI



Bupati Karangasem beserta Ketua PPTI Karangasem dan PPTI Pusat saat foto bersama, Selasa (7/10/2014) di Aula Kantor PKK Karangasem
Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, SH.MAP membuka secara resmi advokasi dan sosialisasi pengendalian tuberkulosis (TB) PPTI Cabang Karangasem, Selasa (7/10/2014) di Aula Kantor PKK Karangasem.
Geredeg mengatakan, Pemerintah Daerah telah berupaya melaksanakan program-program kesehatan melalui unit pelaksana kesehatan seperti Dinas Kesehtan, RSUD, Puskesmas dan pihak terkait lainnya, namun tidak menutup kemungkinan perlu adanya bantuan pihak lain seperti perkumpulan pemberantasan tuberkulosis Indonesia (PPTI) untuk bersama-sama bergandeng tangan berperan aktif membantu pemerintah dalam bidang kesehatan terutama penanganan penyakit menular seperti TBC.
Penyakit menular tuberculosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang kompleks mengingat kuman “mikrobacterium tuberculosis” dapat menular pada setiap orang tanpa memandang umur, latar belakang, pendidikan, agama, ras dan lain sebagainya. Kian meningkatnya kasus HIV/AIDS yang melemahkan kekebalan tubuh manusia, menimbulkan kecendrungan lebih mudahnya masyarakat mendapat penularan kuman TBC.
Disebutkan, di Kabupaten Karangasem selama kurun waktu 5 tahun terakhir penemuan dan pengobatan penderita TB BTA Positif belum mampu mencapai angka 70% dari estimasi kasus BTA Positif  yang ada di lapangan karena kompleksnya permasalahan TB yang artinya masih ada minimal 30% penderita TB BTA Positif yang harus dijaring dan diobati sampai sembuh.
Selain itu, yang menjadi masalah saat ini kasus TB kebal obat atau TB-MDR yaitu penderita yang kebal obat anti tuberculosis (OAT), apabila ditemukan penderita tersebut maka biaya pengobatannya akan sangat mahal, minum obat lebih banyak, efek samping tinggi, pengobatan dengan disuntik memerlukan waktu pengobatan cukup lama, hal tersebut menyimpulkan bahwa penanganan penyakit TBC sangatlah memerlukan pemikiran, biaya, kesungguhan dan penanganan yang lebih maksimal.
Dengan kondisi demikian, bantuan pihak lain atau LSM terutama PPTI diharapkan ikut andil lebih aktif dalam penanganan pengendalian penyakit TBC bersama-sama sektor pemerintah terkait, baik dalam kegiatan penyuluhan, penemuan kasus, pengawasan pengobatan, rehabilitasi serta mengkomunikasikan antar unit pelaksana kesehatan bagi pasien yang dirujuk atau melacak pasien yang hilang, pindah maupun drop out.
Ketua umum Badan Pengurus Pusat PPTI NY.Raisis Arifin Panogoro dalam sambutanya yang dibacakan Efin Suehandana mengungkapkan, PPTI  yang ada di 15 provinsi dan 52 kabupaten/kota , merupakan satu kelompok masyarakat yang mempunyai komitmen membantu pemerintah khususnya dalam penanggulangan TB. Untuk itu, diharapkan semua pihak yang terkait dapat memfasilitasi kebutuhan dana untuk memerangi penyakit TB di Kabupaten Karangasem.
Ditambahkan, saat ini PPTI pusat mendapat kepercayaan untuk mengelola dana hibah dari Global Fund, dimana PPTI menjadi sub-recipient dari principal recipient Kementerian Kesehatan, disertai sedikit dana pendampingan dari PPTI sendiri. Dengan dana tersebut PPTI akan melaksanankan advokasi dan sosialisasi, pertemuan jejaring semua mitra TB, dan peningkatan kapasitas kader di 12 kabupaten/kota guna menemukan kasus TB sebanyak-banyaknya dan pasien TB yang ditemukan agar berobat tuntas sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Ketua Pengurus PPTI Cabang Karangasem dr. I Gusti Made Tirtayana, MM melaporkan kegiatan sosialisasi dan advokasi pengendalian TB PPTI Karangasem, diikuti oleh 33 orang peserta, masing-masing dari Pemda, DPRD, Kadiknes, Kabid, Wasor,  Dinas sosial, Bappeda, Direktur dan Ketua Tim TB DOTS, Kepala Puskesmas se-Kab.Karangasem, Stakeholder terkait TB (PKK,PHDI,Disdikpora), PPTI Pusat, Wilayah dan Cabang. Dengan narasumber dari PPTI Cabang, Bappeda dan Dinkes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar